Perbedaan Direct Selling Dengan Sistem Piramida, Anda Harus Baca Ini

Perbedaan Direct Selling Dengan Sistem Piramida, Anda Harus Baca Ini

Direct selling adalah sebuah pemasaran atau jasa dengan bantuan sebuah tim. Dimana selain mendapatkan keuntungan dari produk yang dijual. Juga mendapatkan keuntungan dari setiap produk yang dijual oleh downline-nya.

Secara tidak langsung direct selling ini bisa diibaratkan sebagai sebuah strategi pemasaran. Untuk menjual sebuah produk dengan cara cepat dan sebuah jaringan yang meluas. Namun, di tengah masyarakat kita, cara penjualan seperti ini memiliki reputasi yang kurang baik.

Dimana image-nya adalah seller pertama (upline) hanya menikmati keuntungan dari setiap penjualan downline-nya. Secara tidak langsung praktik dari pemasaran seperti itu jadi tidak baik di mata masyarakat.

Padahal sebenarnya ada Ada hal baik, di dalam sistemnya (direct selling). Yaitu, mempercepat pemasaran atau istilahnya membuat banyak orang bekerja untuk menjual suatu produk.

Mispersepsi perbedaan direct selling dengan sistem piramida

Bila mengacu pada website resmi APLI, ada miskomunikasi arti dari direct selling yang sesungguhnya. Dimana menurut APLI, direct selling dengan piramida itu sangat jauh perbedaannya.

Contoh direct selling yang sebenarnya adalah meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan bagi para anggota dari level atas sampai level bawah. Sementara, pada skema piramida hanya menguntungkan bagi orang-orang yang pertama atau lebih dulu bergabung sebagai anggota daripada yang mendaftar belakangan.

Seperti yang telah kita bahas di awal, disini terjadi miskomunikasi dan mispersepsi dari masyarakat. Bahwa direct selling sesungguhnya berbeda dengan skema piramida, jika skema piramida itu lebih mencari keuntungan.

Dengan cara, melihat dari keberhasilan anggotanya, ditentukan dari banyak orang merekrut anggota baru. Bahkan, menyetorkan sejumlah uang untuk mendaftar keanggotaan.

Sementara, direct selling yang dimaksud oleh APLI yaitu, keuntungan atau keberhasilan mitra usaha ditentukan dari hasil kerja dalam bentuk penjualan atau pembelian sebuah produk maupun jasa yang bernilai dan berguna untuk konsumen, tentu saja.

Apa itu skema piramida?

Secara garis besar skema piramida adalah dimana para upline hanya menguntungkan atau mementingkan untuk merekrut orang baru saja. Tidak memikirkan downline-nya berhasil atau tidak.

Bukan merupakan sebuah perhatian dari upline, skema piramida sangat mementingkan mencari anggota baru. Daripada mengajari mitra usahanya, untuk berhasil dan mendapat keuntungan juga dari hasil penjualan.

Yang terjadi kemudian, membuat direct selling dengan skema piramida itu menjadi salah pemahaman. Sebuah konsep marketing yang sangat menarik untuk kita bahas hari ini, di mana keduanya seperti sebuah arah yang berseberangan.

Dimana skema piramida lebih mengutamakan mencari keuntungan atau terus berupaya mencari anggota baru. Tanpa “memikirkan” apa yang akan terjadi dengan anggota barunya.

Sementara, direct selling sangat penting meningkatkan kualitas downline-nya. Sehingga kesuksesan seorang mitra usaha itu dapat terjadi jika downlinenya sukses. Keberhasilan upline di tentukan dari keberhasilan downline-nya.

Dari sini saja, sudah sangat berbeda jauh perbedaannya

Perbedaan direct selling lainnya adalah jumlah orang yang direkrut tidak dibatasi. Tetapi dianjurkan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing. Sementara skema piramida, jumlah anggotanya dibatasi.

Jika ingin merekrut lebih banyak lagi, mereka harus menjadi anggota atau membeli kavling lagi.

Kemudian perbedaan yang sangat jauh yaitu di mana keuntungan yang didapat oleh mitra usaha. Dihitung berdasarkan hasil penjualan dari setiap anggotanya, sementara skema piramida setiap keuntungan yang didapat oleh anggota itu berdasarkan sistem rekrutmen sampai terbentuk sebuah format tertentu.

Kesimpulan

Jadi perbedaan direct selling dengan sistem piramida sudah sangat jelas terlihat. Dimana keduanya memiliki kepentingannya masing-masing. Dan memang sangat mirip, hanya tujuannya yang berbeda.

Saat ini ada ada sebuah institusi APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia) di sana terdapat regulasi-regulasi yang sangat melindungi konsumen. Sehingga bagi Anda yang ingin mencari peluang usaha di bisnis ini.

Pastikan mereka sudah terdaftar di APLI, sehingga meningkatkan rasa aman untuk bergabung. Status legal seperti ini, tentu akan menarik perhatian pasar untuk menjalankan pemasaran model direct selling ini.

Bagi Anda pelaku usaha di bidang MLM yang ingin mendapatkan legal standing dari APLI, bisa menggunakan jasa Esoftdream. Kami, memiliki fitur “Pengurusan Legalitas SIUPL”, Anda bisa konsultasi pengurusan SIUPL dan verifikasi di asosiasi perdagangan seperti APLI.